Minggu, 24 Mei 2015

Manusia dan Keadilan
-Kelayakan-



Pengertian Keadilan
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Berbagai Macam Keadilan
1.                   Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal
2.                   Keadilan distributive
Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
3.                   Keadilan komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.

Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.

Pemulihan nama baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar  namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.

Pembalasan

Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.

Minggu, 10 Mei 2015

Manusia dan Penderitaan
-kekecewaan-
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yaitu derita yang berarti menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung masalah yang tidak menyenangkan. Penderitaan merupakan resiko hidup yang akan dialami oleh semua orang.

Siksaan dapat berupa sikasaan badan/jasmani dan juga dapat berupa siksaan jiwa/rohani, akibat siksaan yang dialami oleh seseorang maka timbullah penderitaan.
 Akibat dari siksaan antara lain:        
- Kebimbangan: keadaan saat harus memilih dan bingung untuk memilih yang mana yang      akan dipilih.
- Ketakutan: rasa khawatir akan sesuatu hal yang akan terjadi, ketakutan dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin, dan juga dapat membuat orang menjadi phobia dengan hal yang ditakutinya.
- Kesepian: merasa sendiri atau sepi jiwanya saat dalam keadaan lingkungan yang ramai.

Penderitaan dan sebab-sebabnya:
A.      Penderitaan karena perbuatan buruk seseorangdapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan juga hungungan manusia dengan alam sekitarnya, misalnya: dirampok, diperkosa, dianaya, perbuatan lalai yang dilakukan manusia dengan membuang sampah sembarangan yang dapat menimbulkan banjir yang pada akhirnya dapat menimbulkan penderitaan kepada manusia itu sendiri, dll.
B.      Penderitaan karena penyakit, siksaan/azab Tuhan. Cara untuk  mengatasi penderitaan itu adalah dengan cara bersabar,tawakal dan juga optimis.




Minggu, 03 Mei 2015

MANUSIA DAN KEINDAHAN
-Indah-
·                    KEINDAHAN
Kata keindahan berasal dari kata indah yang memiliki arti bagus,cantik, molek,dan sebagainya. Indah disini dapat berupa segala macam hal seperti pemandangan alam,manusia,hasil karya seni,warna,dan sebagainya.  Keindahan tidak dapat dipisahkan dari manusia karena keindahan erat kaitannya dengan sosial,budaya,dan teknologi. Maka dari itu keindahan dapat dinikmati kapanpun dan oleh siapa saja. Maka dari itu keindahan bersifat bebas tergantung selera masing-masing individu.

·                    KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Kontemplasi adalah keinginan manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Sedangkan Ekstansi adalah perasaan ingin merasakan dan menikmati suatu keindahan. Seorang seniman dapat dikategorikan sebagai kontemplasi karena mereka selalu ingin menciptakan sesuatu hal yang indah, beda halnya dengan orang yang bukan seniman, mereka dapat dikategorikan sebagai seorang ekstansi karena mereka hanya dapat merasakan dan menikmati suatu keindahan.
Sesuatu hal dapat dikatakan indah apabila sudah dapat menarik perhatian orang yang meihat dan mendengarnya, dan juga dapat menimbulkan perasaan nkmat tersendiri kepada manusia.

·                     ALASAN MENCIPTAKAN KEINDAHAN

1.    - Tata nilai yang telah usang
Merupakan suatu tata nilai yang sudah tidak dijalankan lagi, yang dapat menciptakan suatu keindahan. Misalnya kawin paksa dalam cerita siti nurbaya, yang akhirnya dapat menimbulkan suatu keindahan dalam bentuk cerita.
2.   -  Kemerosotan jaman
Merosotnya moral manusia dapat ditandai dengan banyaknya perbuatan dan tingkah laku bejad manusia. Kemerosotan jaman seperti ini dapat dituangkan dalam bentuk puisi .
3. -    Penderitaan manusia
Banyak faktor yang dapat membuat manusia itu menderita, tetapi manusia sendiri lah yang dapat menentukan penderitaannya. Apabila manusia terus terpuruk dalam penderitaannya, maka seterusnya manusia itu akan menderita. Berbeda dengan apabila manusia itu ingin melupakan masalah yang ada, maka manusia itupun akan terlepas dari penderitaan.
Penderitaan manusia seperti ini dapat dituangkan dalam bentuk seni drama.
4. -    Keagungan tuhan

Keagungan Tuhan dapat berupa segala hal yang diciptakan oleh-Nya. Dapat berupa keindahan alam semesta. Keindahan alam semesta ini merupakan mutlak ciptaan-Nya. Hal ini dapat kita ungkapkan dengan cara menikmati pemandangan langit, maupun segala macam hal yang diciptakan oleh Tuhan.